Rabu, 18 September 2024
Takutlah Terhadap Dosa-dosamu Meskipun Engkau Telah Bertaubat - Ibnul Jauzy
Assalamu'alaikum Sahabat Blog ..
Menyimak kembali, kandungan tulisan dari Ibnul Jauzy rahimahullah dalam Shaidul Khatir Juz 290/1299-1301, kita diajak untuk merenung tentang pentingnya menjaga diri dari dosa-dosa meskipun telah bertaubat. Orang yang bijaksana seharusnya tetap takut kepada dosa-dosa, meskipun telah merasa menyesal dan meminta ampun.
Banyak di antara kita mungkin sudah pernah merasakan ketenangan setelah melakukan taubat, namun sebaiknya jangan sampai merasa terlalu aman dan percaya bahwa dosa-dosa kita pasti telah diampuni oleh Allah.
Pengampunan dosa adalah urusan yang gaib, dan meskipun mungkin saja Allah telah mengampuni dosa-dosa kita, kita tetap harus merasa malu dan menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Takutlah Terhadap Dosa-dosamu Mesikpun Engkau Telah Bertaubat
Takutlah terhadap dosa-dosa mu meskipun engkau telah bertaubat, merupakan sebuah peringatan yang sangat penting bagi kita semua. Kita tidak boleh meremehkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan, bahkan setelah bertaubat. Kecenderungan untuk merasa aman dan lega setelah memohon ampun adalah sesuatu yang patut diwaspadai, karena itu bisa membuat kita menjadi kurang berhati-hati dalam menjaga diri dari tindakan dosa di masa depan.
Semoga kita semua bisa mengambil ibroh dari pesan yang disampaikan oleh Ibnul Jauzy dalam tulisan ini. Mari terus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap dosa-dosa yang bisa menghalangi kita menuju kebaikan. Barokallahu fiiykum.
290. Takut Setelah Tobat
1299.
Sudah sepantasnya orang yang cerdas untuk takut terhadap dosa-dosa, meski dia telah bertobat dan menangisinya. Namun aku lihat kebanyakan manusia langsung merasa tenang dengan tobatnya, bahkan mereka memastikan pengabulan tobatnya, padahal urusan itu merupakan perkara ghaib. Andai dosa-dosanya telah diampuni Allah pun, seharusnya mereka tetap malu dengan perbuatan-perbuatan buruk yang telah dilakukannya.
1300. Perasaan takut harus tetap ditingkatkan, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits shahih, "Pada Hari Kiamat, manusia akan mendatangi Nabi Adam kemudian mereka berkata, 'Beri kami syafaat!' Namun Adam menjawab, 'Dosaku!' Mereka lalu mendatangi Nabi Nuh. Ternyata jawaban beliau, 'Dosaku!' Mereka lantas mendatangi Ibrahim, Musa, dan Isa. Semuanya mempertimbangkan dosanya. Padahal kebanyakan dosa para nabi tersebut hakikatnya bukan dosa. Andai itu merupakan dosa betulan, mereka pasti telah bertobat darinya, mempunyai alasan kenapa sampai dilakukan, dan setelahnya mereka takut akan dosanya.
1301. Malu setelah diterimanya tobat tidaklah terangkat. Alangkah bagusnya yang dikatakan oleh Fudhail bin Iyadh, "Rasa maluku kepada-Mu, ya Allah, tak mungkin hilang begitu saja meskipun aku tahu bahwa Engkau telah mengampuniku. Sungguh celaka orang yang memilih berbuat dosa dan menikmati kelezatan sesaat yang bekasnya akan terus mengguratkan duka di hati seseorang yang beriman, meski dia telah diampuni."
1302. Maka dari itu berhati-hatilah, berhati-hatilah terhadap perkara yang membuatmu malu. Karena hal itu sangat jarang diperhatikan, bahkan sekalipun oleh orang yang telah bertobat dan ahli zuhud sekalipun. Dia menyangka bahwa ampunan-Nya telah menutup dosa-dosa dengan tobat yang sebenarnya. Apa yang saya uraikan ini untuk memunculkan sikap selalu berhati-hati dan malu. "Rasa maluku kepada-Mu, ya Allah, tak mungkin hilang begitu saja meskipun aku tahu bahwa Engkau telah mengampuniku. Sungguh celaka orang yang memilih berbuat dosa dan menikmati kelezatan sesaat yang bekasnya akan terus mengguratkan duka di hati seseorang yang beriman, meski dia telah diampuni." Fudhail bin lyadh
Dalam tulisan yang mendalam ini, Ibnul Jauzy rahimahullah menekankan pentingnya rasa takut terhadap dosa-dosa, meskipun seseorang telah bertaubat dan menyesalinya.
Seorang yang cerdas pastinya tidak akan merasa aman dan bebas dari resiko dosa, bahkan setelah melakukan taubat sekalipun . Banyak orang merasa lega setelah bertaubat, seolah-olah mereka dapat memastikan pengampunan dosa-dosa mereka sendiri, padahal pengampunan dosa merupakan urusan yang gaib hak prerogatif Allah dan tidak bisa kita yakinkan bahwa dosa kita akan di ampuni oleh Nya .
Kita sebagai umat Muslim harus selalu merasa malu dan sadar akan kesalahan yang pernah kita lakukan, meskipun mungkin Allah telah mengampuni dosa-dosa tersebut. Hal ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita.
Kita harus tetap waspada terhadap godaan dan dosa-dosa yang mengintai, serta selalu berupaya untuk menjaga diri agar tidak jatuh lagi ke dalam perbuatan yang tidak diinginkan.
Dengan demikian, semoga kita bisa mengambil ibrah dan pelajaran berharga dari tulisan Ibnul Jauzy di kitab Shaidul Khathir ini .
Mari kita tetap menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan kita, serta selalu berdoa kepada Allah azza wa jalla agar diberikan kekuatan untuk terus berusaha menjauhi dosa dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Barokallahu fiiykum.
Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami
Puisi Islami Terbaik pembangun jiwa , penggugah hati . Puisi Pilihan yang bisa menjadikan Anda untuk terpacu mengamalkan kebaikan Read More →
Faidah atau Puisi Terkait:
Akhlaq Aqidah Ibroh Nasihat Ulama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar