Ad 468 X 60

Sabtu, 31 Agustus 2024

Widgets

Cinta Dunia & Hawa Nafsu - Imam Ibnul Jauzy

Imam Ibnul Jauzy
Assalamu'alaykum para pembaca setia blog ini! Setelah postingan pertama kemarin dari kutipan pada kitab Shaidul Khathir karya Imam Ibnul Jauzy maka dalam postingan kedua kita kali ini, kita akan membahas topik yang sangat menarik, yaitu "Cinta Dunia & Hawa Nafsu". 

Betapa sering kita tergoda oleh pesona dunia dan keinginan nafsu yang melenakan , namun kadang kita lupa bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya bukan berasal dari harta dan kenikmatan duniawi semata. Disana ada negeri akhirat yang sejatinya seorang Muslim yang Mukmin harus menjadi tujuan utama dalam hidupnya . 


Imam Ibnul Jauzy mengajarkan kepada kita bahwa hakikat cinta dunia dan hawa nafsu sebenarnya akan membawa kita pada kehancuran jika kita tidak berhati-hati. Melalui pemikiran-pemikiran beliau yang dalam dan bijak, kita akan diajak untuk merenungkan ulang prioritas hidup dan mengevaluasi apakah kita sudah benar-benar fokus pada tujuan akhir kita, yaitu kehidupan di akhirat.


Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan wawasan yang berharga melalui pembahasan Kitab Shaidul Khathir Juz 2-3-4 dalam postingan kali ini. Bersiaplah untuk memperdalam pemahaman tentang cinta dunia dan hawa nafsu bersama-sama. Selamat membaca!



2. Pemikat Watak Sangat Banyak

4. Godaan godaan yang memikat watak manusia untuk cinta dunia sangatlah banyak . Godaan-godaan itu muncul dari dalam dirinya sendiri. Adapun mengingat akhirat bukanlah watak asli manusia, bahkan ia berasal dari luar watak manusia. 

Terkadang orang yang tidak berilmu menduga bahwa ketertarikan kepada akhirat lebih kuat, karena adanya ancaman yang dia dengar di dalam Al-Qur'an. Kenyataannya tidaklah demikian, karena perumpamaan kecenderungan watak terhadap dunia bagaikan air yang mengalir Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Sedangkan menaikkan air ke atas membutuhkan usaha keras. 

Oleh karena itu para ulama mengatakan, "Dengan motivasi dan ancaman, tentara akal akan menguat Sedangkan hal-hal yang memikat watak itu sangat banyak. Maka tidak heran ja watak itu menang (dominan) Justru hal yang mengherankan jika watak yang kalah (oleh syariat)"


3. Orang yang Memandang Dengan Mata Hatinya

5. Barangsiapa pada permulaan suatu perkara memandang akibat akhirnya dengan pandangan mata hatinya, maka dia akan mendapat kebaikannya dan selamat dari keburukannya.

Barangsiapa tidak memandang akibat di belakang, maka dia akan dikalahkan oleh panca indra. Akibatnya. sesuatu yang dia cari keselamatan darinya justru akan kembali kepadanya dengan membawa kepedihan. Sesuatu yang dia harapkan menjadi ketenangan darinya, justru akan kembali kepadanya membawa kelelahan.

Untuk mengetahui akibat suatu perbuatan di masa mendatang, engkau bisa merenungkan peristiwa di masa lalu.

Dalam menjalani umurmu di masa lalu, engkau tidak terlepas dari kemungkinan berbuat maksiat kepada Allah atau taat kepada-Nya. Lantas di mana enaknya kemaksiatanmu di masa lalu? Di mana lelahnya ketaatanmu di masa lalu?.

Jelas tidak sama. Masing-masing perbuatan itu telah berlalu. Duhai alangkah enaknya apabila dosa-dosa itu berlalu begitu saja setelah dikerjakan, tanpa ada pertanggungjawaban di belakangnya.

6. Saya akan menambah penjelasan kepadamu mengenai hal ini. Bayang- kanlah saat saat menjelang kematian dan renungkanlah pahitnya penyesalan atas kelalaian. Saya tidak mengatakan penyesalan itu mengalahkan nikmatnya kelezatan. Sesungguhnya nikmatnya kelezatan telah berubah menjadi buah labu, sehingga yang tersisa hanyalah rasa pahit duka cita yang tak terperikan.

Jadi, sadarkah engkau bahwa segala sesuatu tergantung akibat akhirnya? Maka, renungkanlah akibat! Niscaya engkau akan selamat. Dan janganlah menuruti keinginan hawa nafsu, karena engkau pasti akan menyesal.


4. Memikirkan Akibat-akibat Dunia

7. Barangsiapa memikirkan akibat akibat duniawi, maka dia akan waspada. Barangsiapa meyakini perjalanan panjang, niscaya dia akan sungguh-sungguh mempersiapkan bekal perjalanan.

8. Alangkah mengherankan kondisimu, wahai orang yang meyakini suatu perkara, namun kemudian engkau melupakannya. Engkau meyakini bahaya suatu perkara, namun engkau justru memasukinya. Engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti.

9. Nafsumu mengalahkanmu untuk mengejar dunia yang sebatas dugaan. tetapi engkau tidak mengalahkan nafsumu untuk mengejar akhirat yang merupakan sebuah kepastian

10. Hal yang paling mengherankan adalah engkau merasa bahagia dengan ketertipuanmu . Dalam senda-guraumu. engkau lalai atas balasan yang disiapkan Allah untukmu.

11. Engkau tertipu dengan kesehatanmu, sehingga engkau melupakan dekatnya penyakit . Engkau bergembira dengan kesehatanmu, sehingga melalaikan dekatnya rasa sakit.

12. Sebenarnya kematian orang lain memperlihatkan calon kematianmu. Tempat pembaringan orang lain sebelum mati menampakkan calon tempat pembaringanmu . Namun meraih kenikmatan-kenikmatan telah menyibukkan dirimu dari mengingat kebinasaan dirimu. 


Seolah engkau belum pemah

mendengar kisah-kisah orang yang telah lalu

Kau pun belum pernah melihat

perilaku zaman pada orang-orang yang masih hidup 

Jika kau belum tahu, maka itulah rumah-rumah mereka 

Dituluh-lantakkan oleh terpaan angin dan kuburan


13 Betapa sering aku melihat penghuni sebuah rumah, bars dimasukkan ke kuburnya setelah is dikeluarkan dari rumahnya. Seringkali saya menyaksikan penguasa cate istana dikuasai oleh musuhnya saat dia dilengserkan

14. Wahai orang yang setiap saat berjalan menuju kematiannya, sedang- kan perbuatannya adalah perbuatan orang yang tidak memahami dan tidak menyadari!

Bagaimana mata ini bisa tidur dengan nyenyak.

Sedangkan engkau tidak tahu di tempat manakah engkau akan bertempat?


Nafsumu mengalahkanmu untuk 

mengejar dunia yang sebatas dugaan, 

tetapi engkau tidak mengalahkan nafsumu untuk

mengejar akhirat yang merupakan sebuah kepastian



Setelah membaca Kitab Shaidul Khathir Juz 2-4 tentang keterlalaian dan kematian orang menjadi contoh serta memahami dengan lebih dalam, kita bisa menyimpulkan bahwa cinta dunia dan hawa nafsu merupakan musuh utama dalam perjalanan hidup kita. Imam Ibnul Jauzy dengan bijak mengingatkan kita untuk selalu waspada dan tidak tergoda oleh gemerlap dunia yang fana ini.


Kita harus selalu ingat bahwa kematian itu pasti dan semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Maka dari itu, mari kita renungkan apakah kita sedang terlalu terlena oleh kenikmatan duniawi ataukah kita masih fokus pada akhirat yang abadi.


Dengan menjaga hati dan niat kita, semoga kita dapat menghindari dosa-dosa besar seperti kesombongan dan kedzaliman. Mari kita tingkatkan ibadah, taqwa, dan keikhlasan dalam setiap langkah kita. Semoga pembelajaran dari kitab ini dapat membimbing kita menuju jalan yang benar dan dunia yang lebih baik.







BAGIKAN KE   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami
Puisi Islami Terbaik pembangun jiwa , penggugah hati . Puisi Pilihan yang bisa menjadikan Anda untuk terpacu mengamalkan kebaikan Read More →

0 comments: