Kamis, 30 Juli 2020
Bulir Air Mata
Siang di tepi teriknya MatahariKetika helaan nafas panjang
Ketika debu menderu bersama abu
Aku sedang berkenalan dengan kesabaran
Tiada lagi hari itu
Kecuali , manakala aku berjibaku diatasnya
Mengais sejengkal asa ku ..
Untuk mereka yang tengah menengadahkan mulutnya kepadaku
Asa adalah Asa
Entah apa Ia masih mengenaliku ?
Atau entah apa Ia masih menginginkanku ?
Aku hanya menunggu disini bersama debu ..
Air mata seolah telah menjadi peluh
Mengering , tandus , terserap panas
Lelah seolah telah menjadi selimut
Menutupku dengan tiada batas
Keluh kesah adalah buih
Tiada berbekas dan tiada bisa menopangku
Hingga sampai untuk merangkak pun
Aku merintih tertelan dingin
Anak-anaku dan istriku
Mereka adalah bulir air mataku
Ketika peluh dan lelah ini
Ingin ku sampaikan , ini Maafku
Ya Allah Ya Rahiim ...
Inilah aku hamba-Mu
Sungguh Engkau Maha Mengetahui
Entah apa yang tengah Engkau timpakan kepadaku
Ya Malik Yang Menguasai Semesta
Inilah aku hambaMu
Sungguh Seluruh Kemuliaan ada pada Mu
Berikanlah kebahagiaan hari ini walau setitik
Oleh Irvan Mulya | 12/07/19
Original Content Puisi islami Terbaik
1 comments:
Sangat puitis
Posting Komentar