Ad 468 X 60

Selasa, 17 Juni 2025

Widgets

Lembutnya Panggilan-Mu

Lembutnya Panggilan-Mu
Dalam dunia sastra Islami, puisi menjadi media yang sangat kuat untuk mengekspresikan rasa rindu, penyesalan, dan harapan seorang hamba kepada Tuhannya. Salah satu puisi Islami terbaik yang layak untuk direnungkan adalah “Lembutnya Panggilan-Mu”. Puisi ini mengangkat tema kerinduan dan kepulangan jiwa yang tersesat, kembali kepada Allah setelah tenggelam dalam kelalaian dunia.


Dengan kata-kata yang sederhana namun sarat makna, puisi ini menggambarkan bagaimana kasih sayang Allah tak pernah memudar meskipun hambanya berkali-kali berpaling. “Lembutnya Panggilan-Mu” bukan sekadar puisi, tapi cermin hati yang merindukan cahaya Ilahi di tengah gelapnya perjalanan hidup.


Bagi Anda yang mencari puisi Islami menyentuh hati, puisi ini bisa menjadi bahan renungan sekaligus pengingat akan besarnya rahmat Allah. Karya ini sangat cocok dibaca saat malam yang hening, setelah salat tahajud, atau dalam momen perenungan diri. Mari resapi setiap baitnya, dan temukan kembali panggilan lembut dari Sang Pencipta yang tak pernah lelah menanti.


Temukan puisi lengkapnya di bawah dan izinkan hatimu bersujud dalam kata.



Baca juga puisi : Cahaya di Ujung Sujudku


Lembutnya Panggilan-Mu

Di sunyi malam aku bersimpuh,
Mengenang dosa yang tak terhitung.
Langkahku jauh dari cahaya,
Namun suara-Mu tak pernah padam.


Engkau panggil dalam bisu,
Lewat luka dan kehilangan.
Tapi aku terus berpaling,
Tertipu dunia yang fana.


Tetesan air mata ini,
Tak mampu membayar khilafku.
Namun lembutnya panggilan-Mu,
Tak pernah mencaci, tak pernah pergi.


Aku yang merobek janji,
Engkau yang menjahit luka.
Aku yang meninggalkan sujud,
Engkau yang menunggu dengan kasih.


Seringkali aku tenggelam,
Dalam gelap yang kupilih sendiri.
Namun Engkau tetap menyalakan,
Pelita harapan di dadaku.


Bahkan ketika bibirku bisu,
Doa-Mu tetap menyelimuti.
Ketika hati ini beku,
Rahmat-Mu tetap mengalir lembut.


Ya Rabbi...
Betapa Engkau tak pernah jemu,
Memanggil hambamu yang lalai,
Dengan cinta yang tak bersyarat.


Kini aku datang kembali,
Dengan jiwa compang-camping.
Tak membawa apa pun,
Selain penyesalan yang menyesak.


Beri aku kesempatan,
Untuk pulang ke pelukan sujud.
Bimbing langkahku yang gontai,
Menuju ridha-Mu yang agung.


Lembutnya panggilan-Mu,
Telah membangunkan hatiku yang mati.
Ampuni aku, peluk aku,
Dalam cahaya-Mu yang abadi.




Puisi Islami Terbaik

BAGIKAN KE   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami
Puisi Islami Terbaik pembangun jiwa , penggugah hati . Puisi Pilihan yang bisa menjadikan Anda untuk terpacu mengamalkan kebaikan Read More →

0 comments: