Senin, 21 April 2025
Cahaya di Ujung Sujudku
Dalam kehidupan yang serba cepat ini, tak jarang kita merasa hilang arah, lelah dengan dunia, dan kosong dalam jiwa. Di tengah hiruk-pikuk kesibukan dan tekanan hidup, jiwa manusia sejatinya sedang mencari sesuatu yang lebih hakiki—ketenangan yang hanya dapat ditemukan dalam sujud kepada Sang Pencipta. Artikel ini mempersembahkan sebuah puisi islami yang menggambarkan perjalanan batin seorang hamba yang menemukan cahaya hidayah di ujung sujudnya. Puisi ini mengangkat tema spiritualitas, keikhlasan, dan harapan dalam ibadah yang paling intim antara manusia dan Allah: sujud.
Melalui untaian kata yang penuh makna, puisi ini cocok bagi Anda yang sedang mencari ketenangan hati, ingin memperkuat keimanan, atau sekadar merenungi kembali makna ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Dibalut dengan nuansa puitis dan spiritual, artikel ini juga dioptimalkan untuk Anda yang mencari inspirasi melalui kata kunci seperti puisi islami, sujud penuh harap, cahaya hidayah, dan ketenangan dalam ibadah. Semoga setiap baitnya bisa menjadi cermin bagi hati yang rindu kepada-Nya.
Puisi Islami: Cahaya di Ujung Sujudku
Di malam sunyi kulipat letihku,
Dengan sejadah basah air mata pilu,
Kumenyebut nama-Mu lirih dan malu,
Dosa bertumpuk, hati pun beku.
Langit gelap tak menghalangi rinduku,
Pada cahaya yang tak tampak mataku,
Namun terasa hangat di dada yang sendu,
Itulah Engkau, ya Rabb yang satu.
Kupasrahkan segala risau dan ragu,
Dalam sujud panjang yang tak berujung waktu,
Di situlah kutemukan diriku yang baru,
Lebih jujur, lebih lapang, lebih syahdu.
Tak ada kata selain ampun dan harap,
Tersungkur aku, di batas lemah dan rapuh,
Namun di sana, cinta-Mu tiada terbatas,
Menyapu gundahku dengan kasih yang utuh.
Wahai Dzat yang menggenggam segala rahasia,
Ajarkan aku untuk ridha atas skenario-Mu,
Meski terkadang tak kumengerti makna,
Namun aku yakin, di sana ada pelukan-Mu.
Tiap sujud kini menjadi pelabuhan,
Tempat kutambatkan lelah dan keputusasaan,
Di antara doa dan dzikir yang kulantunkan,
Ada cahaya perlahan menyusup dalam keheningan.
Cahaya itu bukan dari lampu dunia,
Bukan juga dari kata-kata manusia,
Ia datang dari langit yang Maha Kuasa,
Menjawab panggilan hati yang nestapa.
Aku bukan siapa-siapa, hanya hamba,
Namun dalam sujud, kurasa dekat dengan-Nya,
Bukan karena layak atau sempurna,
Tapi karena Dia Maha Menerima.
Kini kutahu, hidayah itu nyata,
Bukan mimpi atau sekadar cerita,
Ia datang saat hati benar-benar menyerah,
Dalam sujud yang tulus tanpa pura-pura.
Maka biarlah aku tenggelam dalam sujudku,
Sampai kutemui cahaya yang utuh,
Tak lagi butuh validasi dari dunia semu,
Cukup Engkau, ya Allah, cahaya di ujung sujudku.
Puisi Islami Terbaik
April 2025

Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami
Puisi Islami Terbaik pembangun jiwa , penggugah hati . Puisi Pilihan yang bisa menjadikan Anda untuk terpacu mengamalkan kebaikan Read More →
Faidah atau Puisi Terkait:
Do'a Muhasabah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar