Baca juga : Dengki

Takabbur, Sang Penghancur Keridhaan Allah

Takabbur menjulang di jiwa yang tinggi,

Diri merasa besar, enggan merendah,

Lupa bahwa segala yang dipunya kini,

Hanyalah titipan dari Allah yang Maha.

Keangkuhan bagaikan bara yang membakar,

Membutakan hati, menggelapkan akal,

Keridhaan-Nya menjauh, tak mampu terdekap,

Ketika kesombongan menguasai insan.

Tidakkah kita ingat kisah Iblis durhaka?

Yang jatuh karena enggan sujud kepada Adam?

Ia terjerat oleh takabbur yang nyata,

Menolak titah Ilahi, terbuang selamanya.

Sungguh takabbur tak membawa manfaat,

Hanya menghancurkan hubungan dengan Tuhan,

Mengikis iman hingga tersisa debu,

Mengganti rahmat dengan kemurkaan.

Manusia dicipta dari tanah yang hina,

Namun seringkali lupa asalnya rendah,

Bermegah-megah, merasa paling mulia,

Padahal akhir hidup hanya sebatas nisan.

Kerendahan hati adalah cahaya,

Yang menuntun pada jalan ridha-Nya,

Namun sombong, bagaikan kabut gelap,

Menghalangi sinar rahmat dari langit.

Ya Allah, jauhkanlah kami dari takabbur,

Bimbinglah hati untuk selalu tawadhu’,

Agar kami tak tersesat dalam keangkuhan,

Dan bisa meraih cinta-Mu yang hakiki.

Takabbur adalah benih kebinasaan,

Yang menumbuhkan pohon ego dan angkara,

Sedang akarnya jauh dari cahaya iman,

Menjauhkan diri dari jalan menuju surga.

Di dunia yang fana ini, apa yang kita punya?

Semua hanyalah milik-Nya, tak pantas disombongkan,

Hanya dengan merendah, kita akan mulia,

Dan diridhai oleh Allah, Sang Pemilik Segala.

Maka tundukkanlah jiwa di hadapan-Nya,

Tinggalkan takabbur yang hanya membawa derita,

Berjalanlah di jalan-Nya dengan hati yang pasrah,

Agar kita selamat di dunia dan akhirat selamanya.

Puisi Islami Terbaik

Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami

Faidah atau Puisi Terkait: