Puisi Keresahan |
Mengepakan sayapnya merendah bumi
Demikian hatiku yang menunggumu tuk bersimpuh
Sujud di atas sajadah bersama sejuta keluhan
Aku berdiri ditengah padang
Padang yang kutatap tak berujung
Seperti kini keresahan menantiku
Menunggu titian yang akan ku langkahi dengan asa
Akankah ia sama berada pada sebilah rezeki dari Nya ?
Atau kah ?
Dia akan membedakannya seperti ucap Nya di Lauhful Mahfudz ?
Aku tidak berasa nafas
Siang dan malam jasadku seolah tiada
Hargaku yang ada pada diri
Tak merubah diriku dan dirimu
Langit hari ini mendung
Entah esok atau lusa
Apakah disana tetap mendung ?
Mengkelabukan akan asaku yang kini redup ?
Resahku yang tergurat dalam hati
Terkadang menyirat akan ratapanku
Dulu aku tiada mengenalnya
Namun kini aku bersanding dipaksa berteman dengannya
Ayah ..
Andai engkau ada ..
Aku mungkin enggan menatap wajahmu
Kepalaku di bebani dengan keluh kesahku
Ayah ..
Andai engkau ada
Mungkin diri ini akan bosan
Bosan meratapi hal yang sama kepadamu
Ibu ...
Andai engkau hidup lagi
Tubuhmu tentu akan kupeluk erat
Dan bahumu akan ku bebani dengan air mataku
Ibu ...
Andai engkau kini menatapku
Engkau tidak akan dapati wajah ini elok
Namun engkau dapati wajah yang penuh lekuk pelik
Hari ini dan esok ..
Bagiku sama saja
Aku dan dirimu masih di naungi awan kelabu
Kelabu yang entah kapan menjadi terang
Gemericik air di kolam yang keruh
Juga masih terlihat sama
Entah sampai kapan
Akan kembali jernih ?
Pada akhirnya
Aku kembali ke rumah
Ku buka lembaran kitab Mu
Hingga aku tersadar dan kufahami bersama tetes air mata
irvanmulya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih banyak sudah mau memberikan komentar