Ad 468 X 60

Kamis, 27 Februari 2025

Widgets

Ramadhan, Rindu yang Berulang

Ramadhan, Rindu yang Berulang
Ramadhan selalu datang membawa cahaya, menebarkan keberkahan, dan menghadirkan rindu yang tak pernah padam. Bulan suci ini bukan sekadar pergantian waktu, melainkan momen yang dinanti dengan harapan dan doa. Setiap tahun, Ramadhan mengetuk pintu hati, mengundang kita untuk kembali kepada-Nya dengan lebih khusyuk, lebih ikhlas, dan lebih penuh cinta. Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang sering melalaikan, Ramadhan hadir sebagai pengingat. 


Ia membawa ketenangan di setiap sujud malam, menghadirkan kedamaian dalam lantunan ayat suci, dan menumbuhkan ketakwaan di hati yang merindu. Tak heran jika banyak orang merasa kehilangan saat bulan ini berlalu, sebab di dalamnya tersimpan banyak keajaiban yang tak tergantikan.


Puisi berjudul "Ramadhan, Rindu yang Berulang" mencoba menangkap esensi dari perasaan yang sama. Melalui bait-baitnya, ia menggambarkan rindu yang datang setiap tahun, seperti hujan yang setia membasahi bumi. Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, meraih ampunan, dan memohon keberkahan. Setiap detiknya begitu berharga, setiap ibadahnya bernilai tinggi.


Mari kita resapi keindahan puisi ini dan biarkan setiap kata menghidupkan kembali rindu kita pada bulan penuh rahmat ini.


Baca Juga : Puisi Terbaik Ramadhan


Ramadhan, Rindu yang Berulang


Ramadhan tiba, cahaya pun menyapa,
Angin subuh berbisik mesra,
Langit fajar berselimut doa,
Menyambut rindu yang tak pernah sirna.

Rindu ini bukan sekadar kenangan,
Ia berulang dalam kidung malam,
Terukir dalam sujud yang mendalam,
Mengalir dalam tasbih yang diam.

Di langit bulan tersenyum sendu,
Menyaksikan hati-hati yang rindu,
Pada maghfirah yang jatuh bertalu,
Menyirami jiwa yang dahulu beku.

Langkah-langkah berbalut takwa,
Menuju cinta yang Maha Mulia,
Puasa mendidik sabar dan jiwa,
Menjauhkan hati dari dunia fana.

Tiap rakaat menyulam harapan,
Lailatul Qadar jadi impian,
Malam seribu cahaya bertaburan,
Menggetarkan hati dalam ketundukan.

Sahur yang lirih penuh berkah,
Menjadi saksi pengorbanan jiwa,
Buka yang syahdu dengan doa,
Mengukir cinta pada Sang Esa.

Ramadhan, rindu yang selalu tiba,
Menemani hati yang ingin kembali,
Menjadi tamu di rumah Ilahi,
Menyesap rahmat tanpa henti.

Namun seperti embun yang jatuh perlahan,
Ia berlalu dalam hening keheningan,
Meninggalkan rindu yang kian mendalam,
Menunggu datangnya kembali Ramadan.

Ya Allah, pertemukan lagi kami,
Dalam bulan suci yang penuh janji,
Agar rindu ini tak sekadar ilusi,
Namun nyata dalam sujud abadi.


Puisi Islami Terbaik
27/02/25

BAGIKAN KE   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Hak Cipta:© Copyright 2014 - Puisi Terbaik Islami
Puisi Islami Terbaik pembangun jiwa , penggugah hati . Puisi Pilihan yang bisa menjadikan Anda untuk terpacu mengamalkan kebaikan Read More →

0 comments: