Minggu, 05 Januari 2025
Bumi Berbisik
Dalam keheningan, bumi berbicara melalui keindahannya. Langit biru, hutan hijau, dan gemericik air sungai adalah bisikan lembut yang mengundang kita untuk mendengar dan merasakan. Puisi "Bumi Berbisik" menggambarkan keajaiban alam yang sering kita abaikan di tengah hiruk pikuk dunia modern. Setiap helai daun, tiupan angin, hingga cahaya mentari pagi, semuanya menyampaikan pesan cinta dan pengingat akan harmoni yang harus dijaga. Melalui bait-bait sederhana, mari kita renungkan betapa alam ini begitu mempesona, sekaligus rapuh. Dengarkan bisikannya, temukan keindahan, dan jadilah penjaga bagi ibu pertiwi.
Baca juga : Puisi Pecinta Alam
Bumi Berbisik
Di bawah langit biru tak bertepi,
Terhampar hijau lembut bumi pertiwi,
Gunung berdiri kokoh dalam hening,
Menyentuh awan, menjamah bintang-bintang bening.
Sungai mengalir bagai untaian nada,
Mengiring angin berbisik lirih di dada,
Hutan lebat penuh nyanyian liar,
Tempat burung dan rusa berkelakar.
Mentari pagi menyulam kabut,
Membawa sinar hangat yang lembut,
Menyapa dedaunan dengan keemasan,
Menari-nari di riak sungai yang tenang.
Laut membiru memeluk cakrawala,
Ombak mencumbu pasir dengan mesra,
Di tepi pantai, kerikil berbisik,
Tentang rahasia yang disimpan abadi.
Langit senja berpadu warna,
Merah jingga, ungu, dan emas menyapa,
Seolah alam melukis kanvas tak berujung,
Menghantar malam dengan irama tenang.
Oh, indahnya alam yang mempesona,
Karya Sang Pencipta penuh makna,
Mari jaga, cinta, dan lestarikan,
Agar keindahan ini tak pernah berkurang.
Betapa elok bumi yang satu,
Tak ternilai harga hamparan hijau,
Tempat segala hidup bertaut dan berlabuh.
Bintang berkelip di gelap malam,
Bagai lentera penuntun salam,
Di angkasa luas, rahasia tak terungkap,
Mengingatkan kecilnya kita dalam jagat.
Bukit dan lembah saling bersahutan,
Menyimpan dongeng dari masa silam,
Tentang hujan yang menumbuhkan harapan,
Dan angin yang membawa kedamaian dalam dekapan.
Namun alam pun punya bahasa,
Ia berbisik lewat derasnya gelombang,
Ia mengingatkan lewat gemuruh gunung,
Agar kita belajar menjaga keseimbangan.
Wahai manusia, pengembara waktu,
Rangkullah alam, jaga ia dari pilu,
Jangan biarkan luka menggores wajahnya,
Karena ia adalah ibu bagi semua makhluk semesta.
Di sini, di bumi yang penuh cinta,
Kita temukan rumah, kita temukan makna,
Keindahan alam adalah anugerah mulia,
Mari rawat bersama, selamanya.
05/01/24
0 comments:
Posting Komentar