Pages

Rabu, 20 Desember 2023

Puisi Hari Ibu Yang Menyentuh Hati Sanubari

Puisi Hari Ibu Yang Menyentuh Hati Sanubari
Di hati yang penuh kasih, sinar harap bersemi,
Ibu, pemeluk jiwa, pelita dalam gelap malam.
Wajah lembutmu menyinari jalan yang kini kutempuh,
Pelukan hangatmu, ruang teduh dalam kisah hidupku.

Dalam pelukanmu, derita bagai lenyap ditelan waktu,
Ibu, penyemangat di setiap liku perjalanan.
Suara lembutmu, melodi syahdu yang membahana,
Pesan kasih sayangmu, alunan damai dalam hatiku.


Puisi Untuk Hari Ibu
Ibu, engkau seperti bunga yang mekar di musim semi,
Keindahan kasih tanpa pamrih, tulus dari hati.
Tangan halusmu, pesona penyembuh luka,
Engkaulah pelabuh, di samudra badai kehidupan.

Begitu banyak cerita dalam tatapan matamu,
Perjuangan tak berkesudahan, tak pernah tergantikan.
Air mata yang tumpah, doa yang tak pernah putus,
Ibu, pahlawan tanpa tanda jasa, cinta tak terhingga.

Kaulah matahari yang bersinar di pagi hari,
Hangat dan menyinari, memberi kehidupan.
Ibu, kau adalah bait suci dalam syair kehidupanku,
Setiap doa yang kususun, bernama kasih ibu.

Terima kasih, Ibu, untuk cinta yang tak berbatas,
Bintang yang selalu bersinar dalam langit gelap.
Dalam pelukmu, kugenggam dunia yang penuh warna,
Ibu, cahaya abadi, puisi cinta yang tak pernah pudar.

PUISI KE 2


Dalam pelukanmu, dunia berhenti berputar,
Cinta tanpa batas, tulus dari hati yang suci.
Dalam senyummu, tergambar surga dunia,
Ibu, engkau adalah cinta yang tak terkalahkan.

Kaulah matahari yang tak pernah redup,
Pijakan teguh di setiap langkahku.
Dalam peluh dan air mata, kau tuangkan,
Ibu, cintamu seperti sungai yang tak pernah kering.

Setiap senja, kau hiasi dengan pelukan hangat,
Menghapus lelah dan memulihkan hati yang rapuh.
Kau adalah pelita di kegelapan malam,
Ibu, cintamu adalah sinar yang selalu bersinar.

Saat badai mengganas, kau pelindung setia,
Payung cinta yang menutupi sepanjang waktu.
Bibirmu mengucap doa, setiap kata adalah penyembuh,
Ibu, cintamu adalah lagu paling indah dalam hidupku.

Dalam setiap doa yang kau panjatkan,
Tersemat rindu, harapan, dan kasih sayang.
Cintamu tak mengenal waktu atau batasan,
Ibu, kau adalah cinta sejati yang mengalir abadi.

Di antara duka dan sukacita kehidupan,
Kau tetap tegar, penuh kelembutan.
Ibu, cintamu adalah pilar yang kokoh,
Menyinari jalan, memberikan arti pada hidupku.

Terima kasih, Ibu, atas cinta yang tak terbandingkan,
Seperti bintang di malam yang gelap.
Dalam hati ini, engkau takkan pernah pudar,
Ibu, cintamu abadi, tak tergantikan selamanya.

PUISI KE 3


Ibu, kerinduanku membentang di cakrawala hati,
Seakan-akan engkau adalah angin yang lembut.
Rindu yang merajut benang kasih dalam doa,
Seiring waktu berlalu, engkau kian terasa jauh.

Sinar matamu, sumber cahaya di hari kelam,
Kehangatan pelukanmu, seakan masih terasa dekat.
Namun, ruang dan waktu menghadang di antara kita,
Rindu ini seperti ombak yang terus menghempas.

Di setiap langkah, bayanganmu menemaniku,
Suara lembutmu masih terdengar di telingaku.
Namun, kerinduan ini bagaikan lagu yang terputus,
Melodi yang tak kunjung selesai, terus mencari baitnya.

Rindu ini tak henti memanggil namamu,
Seperti bunga yang merindukan sang surya.
Berkat cintamu, aku tumbuh menjadi pribadi,
Namun, kerinduan ini tetap menjadi teman setia.

Dalam doa-doa yang kuhaturkan setiap malam,
Kerinduanku mencari jalan menuju pelukanmu.
Oh, Ibu, betapa aku merindukan senyummu,
Seperti mentari pagi yang menerangi dunia.

Walau jarak memisahkan dan waktu berlalu,
Kerinduanku padamu tak pernah surut.
Engkau adalah titik pulang hatiku,
Tempat di mana kerinduan bertemu cinta yang suci.

Hingga kita bersua, dalam mimpi atau nyata,
Kerinduanku tetap menyanyikan namamu.
Ibu, dalam doa dan cintaku yang abadi,
Engkau akan selalu menjadi pusat kerinduan di hati.

 

Oleh : Irvan Mulya | 20/12/23

Puisi Islami Terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih banyak sudah mau memberikan komentar