1. Di awali dengan Puisi Rinduku Bersama Rasulullah . Mengisahkan tentang Kerinduan dan kecintaan seseorang terhadap sosok Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam yang ia jadikan sebagai panutan & pedoman hidupnya . Penuh dengan kalimat yang menyentuh dan menyayat hati . Dan cocok untuk di bawakan pada Acara Keagamaan .
RINDUKU BERSAMA RASULULLAH
Oleh : Irvan Mulya
03 Juni 2013 .
Malam di tepian rinduku
Terjaga aku bersama dengan air mata
Saat hatiku terguncang
Dengan hadits nan penuh hikmah
Aku merasakan ada disana ...
Bersama sahabat bersama kemenangan
Ia menghampiriku dengan senyum bak purnama
Ia , Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam !
Tiada pernah kulihat wajah begitu eloknya
Tiada pernah suara lembut kudengar sebelumnya
Ia membelai lembut aku dengan tangannya
Ia , Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam !
Aku seolah melihat indahnya jannah
Aku seolah terperangah akan dahsyatnya An Naar
Semuanya ada pada tuturan lisan nan penuh Iman
Ia , Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam
Kekasih Allah , penghulu manusia terlembut
Sungguh , setumpuk haru aku bersama dosa ku
Sungguh , berderai luruh aku bersama hina ku
Ya Rasulullah , Akankah engkau aku temui ?
Bilakah hari itu ku lihat
Ketika insan berbaris di mashyar
Sedang engkau bersama jubah kemuliaan mu
Pantaskah aku menemuimu ?
KINI , Betapa mudah aku belajar denganmu
Ribuan ucap mu yang shahih
Aku dapati dengan mudah dari pintu-pintu maktabah
Tapi sulitnya aku mengikuti sunnahmu
Ya Rasulullah ,...
Cintamu untuk umatmu dan diriku
Tiada dapat tergantikan hanya dengan shalawat
Tiada dapat semesta alam menggantikan kemuliaanmu
2. Puisi terbaik berikutnya adalah Puisi Untuk Suamiku . Sebuah rangkaian kehidupan ummat manusia tatkala memasuki jenjang kehidupan Rumah tangganya . Seorang sosok Suami yang baik dan Istri yang selalu berintropeksi atas segala kekurangan yang ada pada dirinya . Dia melabuhkan cinta sejatinya hanya untuk orang yang paling ia cintai yaitu suaminya . Sosok lelaki pilihan yang menjadi Imam bagi rumah tangganya . Imam baik di Dunia dan di akhirat . Selayaknya puisi ini di peruntukan bagi para istri yang begitu Cinta nya kepada suaminya yang penuh tanggung jawab menghidupi keluarganya dengan usaha yang halal .
PUISI UNTUK SUAMIKU
Oleh : Irvan Mulya
06 Mei 2013
Suamiku ...
Kutatap engkau dengan tidurmu
Melihat wajahmu ...
Sungguh air mataku terjatuh...
Menelantarkan akan jeritan hati ku
Meluruhkan selaksa rinduku ...
Suamiku ...
Dikala aku membaca guratmu
Ada sebuah keringat dan keletihan
Engkau letih bersama Cinta untuk-ku
(dan) Engkau tertatih bersama Harapan mu
Suamiku ...
Malam telah larut ..
Tapi tidaklah bagi diriku ...
Larutku , ditemani dengan air mata untukmu
Betapa aku adalah seorang yang faqir di belaianmu ...
Suamiku ...
Aku tahu ...
Selayaknya Ia yang memegang jiwaku
Engkau adalah kunci bagiku ...
Menuju jannah-Nya bersama ridhomu ...
Suamiku ...
Benih yang kau tanam ...
Sungguh akan ku jaga tetap mekar
Menumbuhkan wewangian nan sejuk serta rindang
dan Aku bersama dirimu berteduh dibawah dahannya
Suamiku ...
kan ku jaga seluruh asamu
Tetap tumbuh seiring bermekarnya cintamu
Melabuhkan kasih dan rindu setiap saat
Dirimu , aku dan titipannya
Suamiku ....
Aku tak ingin lagi menangis
Bersama keluh kesah dunia
Aku tetap ingin terjaga
Bersama belaian dan kasih sayangmu
3. Puisi Berikutnya yang bisa di katakan sebagai Puisi Terbaik Islami di blog ini adalah Puisi untuk Istriku . Kekecewaan seorang suami yang ia lihat kepada istrinya . Ketika tuntutan Dunia dan segala janji palsunya , membuat sang istri berubah pola pandang hidupnya . Hal ini tidak si suami dapatkan tatkala kehidupan sebelumnya penuh dengan kesederhanaan dan ketawadhu'an . Namun ketika pergaulan dan gaya hidup yang mempengaruhi jiwa sang istri , maka tabiat dan sifat istrinya pun otomatis berubah . Puisi ini adalah sindiran halus bagi seluruh istri-istri yang memiliki sifat kurang memperhatikan hak-hak bagi suaminya . Semoga kita di jauhkan dari sifat seorang istri demikian . Aaamiin .
PUISI UNTUK ISTRIKU
Oleh : Irvan Mulya
13 April 2013
Istriku ...
Di tepian ujung hatiku
Kini aku lihat engkau berbeda
Ada selaksa kerinduan aku menatap dirimu
Kerinduan akan potretmu yang lampau
Yang di penuhi dengan asa dan banggaku
Istriku ...
Kini engkau berubah ...
Cahaya pesonamu yang terbingkai dengan akhlaq
Tercabik dengan ambisimu akan dunia
Engkau campakan nilai al Haq
Dan engkau ukir duniamu dengan pahatan penuh caci
Istriku ...
Hari ini engkau asing di mataku
Engkau bukanlah yang dulu aku kenali
Bak seorang bidadari yang menorehkan simpatik
Kini , engkau seperti Mereka ...
Mereka yang hidup di tengah fatamorgana dunia
Istriku ...
Sebuah kata yang sulit ku eja saat ini
Engkau ada tapi seolah engkau tiada
Engkau hadir tapi seolah engkau telah pergi
Haruskah aku beristirja kepadamu ?
Menganggap engkau telah tiada ?
Istriku ...
Kini , engkau linangan air mataku
Aku tak bisa mendustai diriku
Aku tak bisa mengubur perasaan kecewaku
Engkau semakin jauh dengan ambisimu
Sedangkan aku yang merangkak , engkau campakan !
Istriku ,..
Tidakkah engkau tahu ...?
Bahwa keridhaan Allah sungguh ada pada keridhaan-ku ?!
Tidakkah engkau sadar ..?
Sebagian besar penghuni an Naar ...
... adalah wanita-wanita semodel dirimu ... ?
Istriku ...
Sungguh kasihanilah akan dirimu
Jangan engkau jadikan syaithan sebagai pemandumu
Dibalik keindahan dan gemerlap bujuk nya
Engkau akan tahu bahwa ...
Akhir dari semuanya hanyalah 'air mata'
Istriku ...
Apakah engkau tak bersyukur ?
Sungguh betapa mudahnya jalan Al Jannah bagi dirimu
Engkau bisa memasuki pintunya dari mana yang engkau suka
Engkau hanya di suruh-Nya ...
" Ruku'lah dengan shalat , Lewati ramadhan dengan Puasa
dan taatilah diriku (suami) .... "
Istriku ...
Ditengah fajar menampakan kuasanya
Ditengah waktu mustajabah yang telah Ia janjikan
Aku tiada lelah ..... tengadahkan tangan kepada-Nya
Semoga ada kebaikan yang tersisa untukmu
Allahuma Amiin ...
4. Puisi terbaik Islami Pilihan berikutnya yang banyak membuat para pembaca Blog ini tersentuh adalah Puisi Shalat. Sebuah ibroh dan muhasabah yang berharga bagi setiap Muslim untuk selalu mengingat Shalat sebagai kewajiban yang tidak boleh di tinggalkan untuk setiap orang yang mengaku dirinya Muslim . Shalat adalah bagian dari Rukun Islam yang Wajib di amalkan oleh orang Islam . Tanpanya , maka Rasul mengatakan seseora tersebut telah murtad dari islam . Puisi Islami ini sangat cocok bisa di bawakan pada acara seremonial keagamaan sebagai nasihat dan teguran yang sangat berharga .
PUISI SHALAT
Oleh : Irvan Mulya
1 April 2013
Sungguh , Ia adalah cermin seorang mukmin
Pembeda dari para pengingkar
Pemisah antara cahaya dan kegelapan
Tahukah Anda apa itu Shalat?
Ketahuilah , Tatkala engkau berlumuran dosa
Maka Ia adalah pembersihnya
Yang menjadikan engkau kembali putih
Sungguh , Ia adalah bakal temanmu kelak
Ia yang akan menghampirimu dan menemanimu
Dalam kenestapaan adzab kubur
Shalat ...
Bagi dirinya yang telah mengenali
Disana adalah tempat berlabuhnya air mata
Sebuah kerinduan yang tak terlukiskan
Wahai saudaraku ...
Kenapa kau tidak mengenal dirinya ?
Kau abaikan keberadaannya ?
Padahal engkau tahu , Ia memiliki hak darimu ?
Wahai saudaraku ...
Kasihanilah diri-dirimu ...
Kini , engkau tak perdulikan Ia ...
Tapi kelak ia yang akan menyungkurkanmu
Wahai saudaraku ...
Sungguh ketika nafas ini diminta-Nya
Ketika engkau bertelekan kemalasan terhadap ia
Engkau kelak hanya meratapi sebagai orang yang kalah
Wahai saudaraku
Shalatlah ! sebelum engkau di shalatkan !
Sebelum engkau terbujur kaku disana' menyesal tiada ujung
"duhai sekiranya aku dulu seperti mereka ,..ruku dan sujud"
Dari kematian ....
walau sekejapan mata
ataupun satu tarikan nafas
Mati pasti menghujammu
Walau engkau berlindung
dengan tabir-tabir dan penjaga
Ia datang tidak pernah engkau duga
Ia hadir hanya untuk melepas segala kenikmatan mu
Ia yang tidak perduli akan keadaan dirimu saat itu
Dirimukah yang ada di sana ?
Berjalan lengang seolah hidupmu panjang ?
Berandai andai dengan segala fatamorgana dunia
Tidakkah engkau lihat , "Ia" kerap mengintaimu ?
Ketika taubat , yang engkau dengarkan
Ketika itu pula kesombonganmu bicara ...
" Esok dan Lusa " serta " esok dan lusa "
Ketika nasihat yang engkau dapatkan
Engkau menghinakannya ,.. selayaknya kotoran !!
Sungguh ,...
Jikalau "esok" itu , jikalau "lusa" itu ,...
Ia akan menghampirimu ?!
Mematahkan urat nadimu ?!
Menyungkurkan kesombonganmu ?!
Duhai hamba yang lemah ...
Dirimu adalah seorang yang tidak mengasihani akan dirimu sendiri !
Ingatlah ketika orang bijak mengatakan ,
" Berpagi harilah engkau dalam keadaan bertobat
dan bersore harilah engkau dalam keadaan bertaubat "
Sungguh jati dirimu ada pada cerminmu sendiri
Engkau yang membunuh hari-harimu dengan sia-sia
Menelantarkan nafas hakikat hidupmu sendiri
Meracuni setiap tegukan nafasmu sendiri
Dalam keadaan engkau tahu bahwa itu " syaithan "
Padahal " Ia " , akan menghabisimu dalam satu pukulan
Bilakah hari itu ada ?
Bilakah "Ia" datang tanpa engkau duga ?
Dimana kesombonganmu ?
Dimana keangkuhanmu ?
Engkau hamba Allah
Dimana engkau selalu terjaga dari mimpi dan ambisimu ...
Mimpi indah ingin menjadi Raja ?
Mimpi indah bermandikan 'belaian' dunia ?
Engkau hamba Allah
Tidakkah engkau pernah terjaga ?
Bagaimana "ia" akan mendatangimu ?
Bagaimana "ia" akan menghabisimu ?
Meleburkan segala ambisi dan mimpimu ...
Ingatlah bahwa" Ia " ada disana ,... dekat bersamamu !!
Mengintaimu .... Siap menjeratmu .....
Selayaknya hewan berhadapan dengan mangsanya
Ia adalah ..... 'AL MAUT' .
6. Dan puisi pamungkas yang patut di perhitungkan adalah Puisi tentang Al Qur'an berikut ini . Pemilihan kata demi kata begitu menyentuh bagi siapa saja yang membacanya . Engkau di sana bisa berarti Anda atau siapa saja yang merasa . Sangat baik di bawakan di saat kita sedang berada dipuncak kelalaian di puncak mencari jati diri dan di puncak kenistaan hidup. Kembalilah kepada Al Qur'an . Sungguh Al Qur'an adalah pedoman hidup . Dimana tatanan hidup manusia telah di atur sedemikian rupa oleh Pencipta Nya . Manakala kita tersesat maka Allah telah memberikan bimbingan dan Pedoman Hidup , yakni Al Qur'an . Puisi ini sangat cocok di bawakan pada Acara seremonial CINTA AL QUR'AN .
IA ADALAH AL QUR’AN
Oleh : Irvan Mulya
5 jan 2013
Ia yang berada di sudut sana
Tertutup debu dan terjepit diantara barang lapuk nan usang
Terlupakan seiring nikmatnya gemerlap duniamu
Ia yang hanya tertutup bisu
Tatkala engkau lebih memilih mereka
Mereka yang menawarkan mimpi & Khayalan untuk duniamu
Ia yang engkau pandang remeh
Seolah ia adalah hiasan tak berharga
Engkau perlakukan Ia seolah ajimat pembungkus kemunafikanmu dimata manusia
Ia yang sering engkau dengar akan keutamaanya dari orang sholeh
Tapi justru Ia pula yang engkau pertama kali tinggalkan
Bahkan Ia pula yang engkau sering kali segan melihatnya
Ia yang tak sehingar bingar syahwat duniamu
Engkau lebih terkantuk-kantuk tatkala Ia diperdengarkan
Tatkala Ia engkau baca dengan acara ritual nan membosankan
Wahai hamba Allah !
Tidakkah engkau menyadari
Ia sejatinya adalah pedoman hidupmu
Ia sejatinya adalah penolongmu
Ia sejatinya adalah petunjukmu
Wahai hamba Allah
Tidakkah engkau mengetahui
Ia sejatinya limpahan keberuntunganmu
Ia sejatinya yang menjadi harta kekayaanmu kelak
Wahai hamba Allah
Tidakkah engkau merasa khawatir
Kelak Ia yang justru menjadi sebab tersungkurnya dirimu
Kelak Ia yang justru akan menjadi penyesalanmu
Wahai
hamba Allah
Kenapa
Begitu mudahnya air matamu tertumpah ?!
Kenapa
Begitu mudahnya kalbumu tersentuh ?!
Tatkala
dendangan seruling syaithan yang kau dengarkan !
Wahai
hamba Allah
Tidakkah
engkau menangis ?
Tatkala
Ia yang menerangkan ancaman dan siksaan ?
Tatkala
Ia yang menggambarkan kesengsaraan di akhirat ...
Wahai
hamba yang telah tertutup kalbunya
Wahai
hamba yang terlena Dunia
Wahai
hamba yang takabur
Khawatirlah
ketika engkau melupakan Ia
Ia
adalah Al Qur'anul Karim ...
Demikian , 6 Puisi Islami Terbaik yang kami pilihkan diantara Best Reading Puisi di Blog ini. Kami akan terus berupaya membuat puisi puisi bertemakan Islami yang menurut kami terbaik untuk pembangun jiwa .
Semoga Kita semua dapat mengambil ibroh dan pencerahan dari puisi ini .
Akhirul kalam ,
Alhamdulillah ..
Irvan Mulya
puisi yang banyak memberikan pelajaran buat kita semua .
BalasHapuskeren-keren kak puisinya .
BalasHapus