Mulai edisi ini , Insya Allahu ta'alla ,.. saya akan mencoba menyuguhkan sebuah kisah islami tapi dengan background atau plot cerita silat . Cerita ini saya adopsi dari cerita atau dongeng-dongeng zaman dulu (tahun 80-an) yang sering saya nikmati dengan sedikit tambahan skenario cerita dengan gaya bahasa bebas yang mudah di cerna . Sebuah kisah Fiksi Islami yang cukup bisa dijadikan pelengkap khazanah bacaan islami anda dengan aroma cerita silat yang lumayan seru ...
Malam itu hujan begitu derasnya. Suara angin bagaikan seribu seruling setan yang mengeluarkan suara aneh . Dimana-mana hitam pekat , gelap . Gesekan halus kerapatan pohon yang tertiup angin menambah suasana malam itu kian mencekam . Sekali-kali kilat menyambar , menggelegar menerangi sejenak jagad raya . Di kejauhan terdengar lolongan anjing dan sayup-sayup suara burung yang entah datang dari mana .
Mungkin inilah malam yang paling mengerikan bagi Ratih ketika dua hari yang lalu dirinya nekad untuk pergi meninggalkan rumah kontrakannya di Desa Dukuh . Bukan saja karena Ratih sudah tidak sanggup lagi membayar sewa kontrakan tempat tinggalnya . Ketika setelah sepeninggal suaminya Marhadi yang mati secara misterius sewaktu kerja kuli bangunan , Ratih di fitnah oleh penduduk desa Dukuh sebagai perempuan pelacur yang sering menyembunyikan suami orang . Tentu saja hal inilah yang menjadi pemicu dirinya menjadi bahan kemarahan warga . Untung saja dirinya belum sempat di bunuh karena ada sebagian warga yang berusaha mencegah & menaruh simpatik terutama Suryadi , seorang laki-laki teman baik suaminya tatkala masih hidup . Tapi sayang Suryadi pun tak lama kemudian ia mati , entah karena apa . Sampai akhirnya Ratih memutuskan untuk meninggalkan Desa itu .
Sebenarnya Ratih adalah perempuan lugu dan baik-baik . Ia bukan seorang pelacur apalagi perempuan murahan dan penggoda suami orang . Kecantikannya memang membuat sebagian lelaki hidung belang di Desa Dukuh kepincut. Mereka selalu menggoda Ratih bahkan diantaranya sempat hendak memperkosa Ratih karena saking tergila-gilanya . Hanya dengan Marhadilah , laki-laki sederhana yang gemar adzan di Masjid yang menjadi pilihannya . Marhadi adalah sosok pemuda tampan , ia adalah sosok pemuda idaman ratih . Walaupun kerjanya hanya sebagai tukang sayuran dipasar , namun Marhadi adalah sosok pemuda yang selalu berusaha mendapatkan harta yang halal . Hidupnya sederhana , ala kadarnya dan tidak pernah berbuat onar apalagi maksiat . Inilah yang menjadi pilihan Ratih
Ratih sempat teringat ucapan terakhir Marhadi suaminya ketika itu :
“ istriku , walaupun kita hidup ala kadarnya . Tapi jangan pernah sekali-kali kau meremehkan nikmat dari Allah ! . Jika kau sudah memulai meremehkan nikmat maka hidupmu sudah tidak di berkahi oleh-Nya , apalah artinya kekayaan jika tidak di berkahi oleh-Nya ? . Kekayaan kita hanya menjadi beban nanti di akhirat ..”
Ratih meneteskan air mata . Suami yang ia jadikan panutan kini telah pergi . Mati entah karena sebab apa . Suryadi lah yang menjadi tumpuan ratih sepeninggal suaminya itu . Suryadi adalah laki-laki yang lebih tua dari Marhadi . Ia adalah teman akrab Marhadi di pengajian Masjid . Mereka selalu bergantian ketika mengumandangkan Adzan di masjid . Sosoknya sama dengan Marhadi . Sederhana namun memiliki karakter kuat . Ratih pun pernah mengingat kata-kata terakhir dari Suryadi sebelum kematiannya :
“ Ratih , kalau aku nanti sudah mati karena orang-orang itu yang ingin berbuat jahat sama kamu ... Sebaiknya kamu segera tinggalkan desa ini secepat mungkin !! Desa ini tidak pantas untuk engkau tinggali . Semua laki-laki disini sudah rusak tabiatnya ... aku khawatir nantinya kau akan terbunuh ... sehingga aku tidak bisa menjalankan amanat dari sahabatku untuk menjaga dirimu ...” .
{Bersambung ...}
Puisi Islami dan Cerita Islami
Sebuah Hikmah
oleh : Irvan Mulya Subrata
Malam itu hujan begitu derasnya. Suara angin bagaikan seribu seruling setan yang mengeluarkan suara aneh . Dimana-mana hitam pekat , gelap . Gesekan halus kerapatan pohon yang tertiup angin menambah suasana malam itu kian mencekam . Sekali-kali kilat menyambar , menggelegar menerangi sejenak jagad raya . Di kejauhan terdengar lolongan anjing dan sayup-sayup suara burung yang entah datang dari mana .
Mungkin inilah malam yang paling mengerikan bagi Ratih ketika dua hari yang lalu dirinya nekad untuk pergi meninggalkan rumah kontrakannya di Desa Dukuh . Bukan saja karena Ratih sudah tidak sanggup lagi membayar sewa kontrakan tempat tinggalnya . Ketika setelah sepeninggal suaminya Marhadi yang mati secara misterius sewaktu kerja kuli bangunan , Ratih di fitnah oleh penduduk desa Dukuh sebagai perempuan pelacur yang sering menyembunyikan suami orang . Tentu saja hal inilah yang menjadi pemicu dirinya menjadi bahan kemarahan warga . Untung saja dirinya belum sempat di bunuh karena ada sebagian warga yang berusaha mencegah & menaruh simpatik terutama Suryadi , seorang laki-laki teman baik suaminya tatkala masih hidup . Tapi sayang Suryadi pun tak lama kemudian ia mati , entah karena apa . Sampai akhirnya Ratih memutuskan untuk meninggalkan Desa itu .
Sebenarnya Ratih adalah perempuan lugu dan baik-baik . Ia bukan seorang pelacur apalagi perempuan murahan dan penggoda suami orang . Kecantikannya memang membuat sebagian lelaki hidung belang di Desa Dukuh kepincut. Mereka selalu menggoda Ratih bahkan diantaranya sempat hendak memperkosa Ratih karena saking tergila-gilanya . Hanya dengan Marhadilah , laki-laki sederhana yang gemar adzan di Masjid yang menjadi pilihannya . Marhadi adalah sosok pemuda tampan , ia adalah sosok pemuda idaman ratih . Walaupun kerjanya hanya sebagai tukang sayuran dipasar , namun Marhadi adalah sosok pemuda yang selalu berusaha mendapatkan harta yang halal . Hidupnya sederhana , ala kadarnya dan tidak pernah berbuat onar apalagi maksiat . Inilah yang menjadi pilihan Ratih
Ratih sempat teringat ucapan terakhir Marhadi suaminya ketika itu :
“ istriku , walaupun kita hidup ala kadarnya . Tapi jangan pernah sekali-kali kau meremehkan nikmat dari Allah ! . Jika kau sudah memulai meremehkan nikmat maka hidupmu sudah tidak di berkahi oleh-Nya , apalah artinya kekayaan jika tidak di berkahi oleh-Nya ? . Kekayaan kita hanya menjadi beban nanti di akhirat ..”
Ratih meneteskan air mata . Suami yang ia jadikan panutan kini telah pergi . Mati entah karena sebab apa . Suryadi lah yang menjadi tumpuan ratih sepeninggal suaminya itu . Suryadi adalah laki-laki yang lebih tua dari Marhadi . Ia adalah teman akrab Marhadi di pengajian Masjid . Mereka selalu bergantian ketika mengumandangkan Adzan di masjid . Sosoknya sama dengan Marhadi . Sederhana namun memiliki karakter kuat . Ratih pun pernah mengingat kata-kata terakhir dari Suryadi sebelum kematiannya :
“ Ratih , kalau aku nanti sudah mati karena orang-orang itu yang ingin berbuat jahat sama kamu ... Sebaiknya kamu segera tinggalkan desa ini secepat mungkin !! Desa ini tidak pantas untuk engkau tinggali . Semua laki-laki disini sudah rusak tabiatnya ... aku khawatir nantinya kau akan terbunuh ... sehingga aku tidak bisa menjalankan amanat dari sahabatku untuk menjaga dirimu ...” .
{Bersambung ...}
Puisi Islami dan Cerita Islami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih banyak sudah mau memberikan komentar